Wahyu Nur Adi 100533402609
Vivi Eka Mariana 100533402596
Ridhotul Ulfa 100533402639
gambar: Streptococcus pneumoniae |
Streptococcus pneumoniae adalah penghuni
normal pada saluran pernapasan bagian atas manusia dan dapat menyebabkan
pneumonia, sinusitis, otitis, bronchitis, bakteremia, meningitis, dan proses
infeksi lainnya.
Streptococcus pneumoniae (pneumokokus)
membentuk koloni bulat kecil, mula-mula berbentuk kubah dan kemudian timbul
lekukan di tengah-tengahnya dengan pinggiran yang meninggi. Pertumbuhan bakteri
ditinggikan dengan 5-10% CO2. Energi yang diperoleh kebanyakan dari peragian
glukosa yang diikuti oleh pembentukan asam laktat yang cepat, yang membatasi
pertumbuhan.
Biakan pneumokokus mengandung beberapa
organisme yang tidak dapat membentuk polisakarida simpai sehingga membentuk
koloni kasar tetapi sebagian besar bakteri menghasilkan polisakarida dan membentuk koloni
halus. Bentuk kasar akan banyak ditemui bila biakan ditumbuhkan pada serum
antipolisakarida tipespesifik.
Bila suatu tipe pneumokokus yang tidak
mempunyai simpai polisakarida ditumbuhkan dalam ekstrak DNA dan tipe
pneumokokus yang menghasilkan polisakarida simpai akan terbentuk pneumokokus
bersimpai tipe terakhir. Reaksi transformasi yang serupa pernah dilakukan dalam
rangka perubahan resistensi obat.
Streptococcus pneumoniae atau
pneumokokus bisa mengakibatkan infeksi ringan sampai parah pada saluran
pernafasan atas dan bawah, dari pertengahan telinga, hidung hingga paru-paru.
Infeksi tersebut selanjutnya bisa menyebar ke organ tubuh penting yang lain
melalui aliran darah (invasif). Streptococcus pneumoniae dapat menyebabkan
penyakit pneumonia. Pneumonia adalah peradangan paru-paru yang disebabkan oleh
bermacam etiologi seperti bakteri, virus, mikoplasma, jamur atau bahan
kimia/benda asing yang teraspirasi dengan akibat timbulnya ketidakseimbangan
ventilasi dengan perfusi (ventilation perfusion mismatch).
Pneumonia dikelompokkan berdasarkan
sejumlah sistem yang berlainan. Salah satu diantaranya adalah berdasarkan cara
diperolehnya, dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu "community-acquired"
(diperoleh diluar institusi kesehatan) dan "hospitalacquired" (diperoleh
di rumah sakit atau sarana kesehatan lainnya). Pneumonia yang didapat diluar
institusi kesehatan paling sering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae.
Pneumonia yang didapat di rumah sakit cenderung bersifat lebih serius karena
pada saat menjalani perawatan di rumah sakit, sistem pertahanan tubuh penderita
untuk melawan infeksi seringkali terganggu. Selain itu, kemungkinan terjadinya
infeksi oleh bakteri yang resisten terhadap antibiotik lebih besar.
Penularan penyakit ini dapat melalui
berbagai cara, antara lain:
1. Inhalasi (penghirupan) mikroorganisme
dari udara yang tercemar.
2. Aliran darah, dari infeksi di organ
tubuh yang lain.
3. Migrasi (perpindahan) organisme
langsung dari infeksi di dekat paru-paru.
4. Menular melalui percikan air ludah
Orang yang rentan terkena penyakit
pneumonia adalah:
1. Peminum alkohol
2. Perokok
3. Penderita diabetes
4. Penderita gagal jantung
5. Penderita penyakit paru obstruktif
menahun
6. Penderita kanker,penerima organ
cangkokan
7. Penderita AIDS
Bagian dalam Streptococcus pneumoniae |
Serangan pneumonia pneumokokus biasanya
mendadak, dengan demam, menggigil, dan nyeri pleura yang nyata. Dahak mirip
dengan eksudat alveoli, mengandung darah atau seperti karat. Pada permulaan
penyakit, ketika demam tinggi, terdapat bakteremia dalam 10-20% kasus. Sebelum
adanya kemoterapi, penyembuhan penyakit dimulai antara hari kelima dan hari
kesepuluh karena pada saat itu timbul antibodi tipe spesifik. Angka kematian
mencapai 30%, bergantung pada usia dan penyakit yang mendasarinya. Pneumonia
yang disertai bekteremia selalu menyebabkan angka kematian yang paling tinggi.
Dengan terapi antimikroba, penyakit dapat sembuh dengan cepat, bila diberikan
dari awal, timbulnya konsolidasi dapat dihalangi.
Dari saluran pernapasan, pneumokokus
dapat mencapai tempat-tempat lain. Sinus-sinus dan telinga tengah paling sering
terserang. Infeksi kadang-kadang meluas dari mastoid sampai selaput otak.
Bakteremia dari pneumonia mempunyai tiga komplikasi yang hebat yaitu
meningitis, endokarditis, dan arthritis septic.
Dengan
kemoterapi dini jarang terjadi endokarditis pneumokokus akut maupun arthritis. Pengobatan
pneumonia dilakukan oleh dokter. Pengobatan terhadap kuman diberi suntikan
antibiotik misalnya penisilin G ( atau V atau oral ) sedangkan yang tidak tahan
diberi sefalosporin. Untuk membunuh virus diberi obat isoprinosin. Selain
obat-obatan perlu pula dijaga agar penderita mendapat makanan yang bergizi serta
banyak mengandung zat putih telur dan vitamin.
Untuk orang-orang yang rentan terhadap
pneumonia, latihan bernafas dalam dan terapi untuk membuang dahak, bisa
membantu mencegah terjadinya pneumonia. Vaksinasi bisa membantu mencegah
beberapa jenis pneumonia pada anak-anak dan orang dewasa yang beresiko tinggi:
• Vaksin pneumokokus (untuk mencegah
pneumonia karena Streptococcus
pneumoniae)
• Vaksin flu
• Vaksin Hib (untuk mencegah pneumonia
karena Haemophilus influenzae type